April 04, 2012

Buku untuk Naras

Senang sekali rasanya kemarin saya mendapat buku dari Prof. Kasidi, seorang Dalang dari Yogyakarta. Buku itu membahas tentang suluk, buat yang belom tau, suluk itu kata-kata pembuka dalam lakon wayang yang dilagukan oleh Dalang. Agak berat ya bukunya... hehehe... Tapi saya sendiri heran, kenapa ya saya se happy ini saat Prof. Kas -sapaan beliau- menepati janjinya memberi saya buku tulisannya tersebut.
Sehari sebelumnya saya ke toko buku, disana sedang ada Pesta Buku. Sedikit kalap, saya beli buku 8 buah. Walaupun suami cemberut, saya pura-pura aja cuek.. hihihih..
Mundur beberapa bulan yang lalu, saat saya sedang keranjingan belanja buku lewat online shop, saya juga selalu happy dan deg-degan saat membuka kiriman buku pesanan saya itu. Saya pikir-pikir mungkin memang saya senang 'mendapat' buku yaa...

Nah.. sebenernya kenapa sih buku itu sangat menarik? 
Kalo di questioner, saya jarang sekali menyebut suka membaca. Palingan sebut buku fav. Kalo dibilang hobby baca, sebenernya engga juga. Soalnya saya bukan seorang pembaca yang disiplin. Saya juga masih suka pilih-pilih tema populer kalo baca. Dari 100% buku saya di rumah, paling cuma 40% yang sudah katam, yang lainnya paling baru dibaca cepat.

Buku buat saya berharga. Ada rahasia, ada pola pikir, ada gagasan penulis, ada versi, ada sudut pandang, ada pengetahuan, ada 'jiwa' lain selain saya disitu. Saat saya membaca buku saya masuk di dalamnya, itu yang saya suka. Saya bisa merasakan peran orang lain di buku itu. 
Dulu, saat saya masih kecil, ayah saya mengeluarkan uang cukup besar untuk membeli satu set seri buku pengetahuan. Setiap bulan, satu buku dikirim ke rumah kami. Ayah selalu mengajak saya dan kakak untuk membacanya bersama. Karena kebiasaan itu, saya merasa lebih mudah menyerap pelajaran di sekolah. Yang paling ingat adalah sebuah buku Matematika yang isinya penuh dengan gambar. Pada bagian hukum Pytagoras, ada gambar seorang ilmuwan Yunani sedang menghitung tinggi bangunan menggunakan hukum tersebut.
Setelah besar, saya dan kakak baru menyadari begitu pentingnya budaya membaca sedari kecil dan juga besarnya pengaruh buku-buku ayah kami pada prestasi kami di sekolah.

So, membaca memang sebuah perilaku yang mestinya dikenalkan sejak kecil. Perilaku ini harus dibentuk. Tidak perlu yang berat-berat atau yang susah-susah, yang penting suka baca aja dulu.  Kita harus bisa membuat membaca menjadi aktivitas yang fun. Karena bila kita memiliki budaya baca, maka nantinya akan lebih mudah mengenalkan pada generasi kita yang berikutnya.